Pembangunan Jeddah Tower Tetap Dilanjutkan oleh Arab Saudi

JEDDAH - Arab Saudi telah memutuskan untuk tetap melanjutkan pembangunan gedung pencakar langit tertinggi di dunia di Jeddah, yaitu Jeddah Tower. Hal ini dilakukan ditengah penahanan para pebisnis yang terlibat dalam proyek bernilai US$ 1,5 Miliar tersebut karena kasus korupsi.
"Kami mengalami penundaan. Dalam proyek-proyek sebesar ini, anda pasti akan mengalami penundaan. Saya harap kami segera mulai lagi setelah penundaan. Harapannya, kami akan mulai beroperasi pada 2020," kata Mounib Hammoud, Kepala Eksekutif Jeddah Economic Company (JEC) dalam wawancara dengan Reuters, seperti dilaporkan dari voaindonesia.com (8/2/2018).
JEC dimiliki oleh beberapa investor Saudi, termasuk Kingdom Holding Co, yang memegang 33 persen saham kepemilikan dan perusahaan konstruksi raksasa, Saudi Binladin Group, dengan 16,6 persen saham. Saudi Binladin adalah kontraktor utama proyek tersebut. Kedua perusahaan terimbas operasi pemberantasan korupsi.
Pangeran Alwaleed bin Talal, pemilik Kingdom, sempat ditahan selama tiga bulan sebelum akhirnya dibebaskan pada Januari. Dia berkeras secara publik bahwa dia tidak bersalah.
Jeddah Tower akan dibangun setinggi 1.000 meter (3.281 kaki), mengalahkan Burj Khalifa yang saat ini adalah gedung tertinggi di dunia dengan 828 meter. Gedung ini akan dilengkapi dengan hotel, ruang hunian dan fasilitas belanja.
Hisham Jomah, Kepala Pengembangan proyek konstruksi Jeddah Tower menjelaskan kini konstruksi bangunan telah menapai lantai 63 dan struktur super, cangkang baja dan pelindung gedung akan diselesaikan tahun depan.